Maraknya peredaran BlackBerry aspal alias asli tapi palsu atau ilegal yang selama ini disebut black market (BM), mengundang ahli ponsel angkat bicara. Menurut seorang ahli ponsel pintar (smartphone), BlackBerry yang beredar tanpa memiliki garansi nasional atau BM, adalah handphone yang berasal dari barang rongsokan.
"BlackBerry jenis ini memang asli, tapi sebenarnya adalah palsu. Dimana seluruh suku cadang yang tadinya tidak berfungsi, dikumpulkan dan dirakit kembali menjadi BlackBerry yang persis seperti aslinya," kata ahli ponsel yang bekerja di BlackBerry Center Asia Ponsel, Pekanbaru, Riau, Lina Arlis, Sabtu (19/5).
Kasus perakitan atau rekondisi handphone merk BlackBerry, sebelumnya terungkap dan berhasil dibongkar aparat kepolisian di Pekanbaru. Dimana jajaran Polisi Resor Kota (Polresta) Pekanbaru, sebelumnya pada Rabu (16/5) juga menyita ribuan telepon genggam merk BlackBerry diduga palsu dan ilegal di salah satu rumah toko (ruko) Blok D Nomor 8 yang berlokasi di Komples Pertokoan Grand Elite Hotel, Jalan Riau, Pekanbaru.
Lina yang ditemui di tempat kerjanya, Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru mengatakan, telepon genggam jenis BlackBerry 'BM' memang tak ubah seperti aslinya. "Sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihan. Bahkan seluruh aplikasi dan fungsinya sama sehingga membuat konsumen tidak ambil pusing," katanya.
Seperti pada system full backup/recover sebagian maupun sepenuhnya sama-sama mampu mempermudah user dalam membackup data-data penting. Kemudian ketika mengganti unit BlackBerry baru, sambung Lina, pengguna hanya cukup menggunakan fungsi change device dan data-data penting beserta setting dan third party software (jika compatible) tercopy dengan mudah ke device BlackBerry baru.
"Kedua fungsi penting ini sama-sama ada dalam satu perangkan BlackBerry keluaran pabrik ataupun yang BM atau dirakit sendiri oleh pengusaha ponsel pasar gelap," katanya.
Namun sebenarnya, menurut Lina, dibalik kesamaan itu, BlackBerry pasar gelap yang direkondisi atau dirakit dalam pemprograman manual memiliki banyak kelemahan. Dijelaskannya, salah satunya BlackBerry 'BM' tidak memiliki garansi tetap atau nasional. Hal ini sangat merugikan konsumen ketika smartphone tersebut mengalami kerusakan.
Parahnya lagi, ujar Lina melanjutkan, harga jual bekas untuk BlackBerry 'BM' sangat jatuh atau bahkan kebanyakan counter atau toko penyedia 'handphone' tidak mau membeli ponsel yang berasal dari barang rongsokan itu. Selain itu, BlackBerry 'BM' juga jarang sekali yang tahan hingga bertahun-tahun. Risiko ini yang harus ditanggung para konsumen yang tidak cermat atau hanya mementikan harga bukan kualitas.
Lina menyarankan, kedepan para konsumen pecinta BlackBerry dapat lebih cermat dalam menentukan barang yang akan dibelinya. "Biar kalah di mahal, tapi kuwalitasnya terjamin," katanya menandaskan.
"BlackBerry jenis ini memang asli, tapi sebenarnya adalah palsu. Dimana seluruh suku cadang yang tadinya tidak berfungsi, dikumpulkan dan dirakit kembali menjadi BlackBerry yang persis seperti aslinya," kata ahli ponsel yang bekerja di BlackBerry Center Asia Ponsel, Pekanbaru, Riau, Lina Arlis, Sabtu (19/5).
Kasus perakitan atau rekondisi handphone merk BlackBerry, sebelumnya terungkap dan berhasil dibongkar aparat kepolisian di Pekanbaru. Dimana jajaran Polisi Resor Kota (Polresta) Pekanbaru, sebelumnya pada Rabu (16/5) juga menyita ribuan telepon genggam merk BlackBerry diduga palsu dan ilegal di salah satu rumah toko (ruko) Blok D Nomor 8 yang berlokasi di Komples Pertokoan Grand Elite Hotel, Jalan Riau, Pekanbaru.
Lina yang ditemui di tempat kerjanya, Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru mengatakan, telepon genggam jenis BlackBerry 'BM' memang tak ubah seperti aslinya. "Sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihan. Bahkan seluruh aplikasi dan fungsinya sama sehingga membuat konsumen tidak ambil pusing," katanya.
Seperti pada system full backup/recover sebagian maupun sepenuhnya sama-sama mampu mempermudah user dalam membackup data-data penting. Kemudian ketika mengganti unit BlackBerry baru, sambung Lina, pengguna hanya cukup menggunakan fungsi change device dan data-data penting beserta setting dan third party software (jika compatible) tercopy dengan mudah ke device BlackBerry baru.
"Kedua fungsi penting ini sama-sama ada dalam satu perangkan BlackBerry keluaran pabrik ataupun yang BM atau dirakit sendiri oleh pengusaha ponsel pasar gelap," katanya.
Namun sebenarnya, menurut Lina, dibalik kesamaan itu, BlackBerry pasar gelap yang direkondisi atau dirakit dalam pemprograman manual memiliki banyak kelemahan. Dijelaskannya, salah satunya BlackBerry 'BM' tidak memiliki garansi tetap atau nasional. Hal ini sangat merugikan konsumen ketika smartphone tersebut mengalami kerusakan.
Parahnya lagi, ujar Lina melanjutkan, harga jual bekas untuk BlackBerry 'BM' sangat jatuh atau bahkan kebanyakan counter atau toko penyedia 'handphone' tidak mau membeli ponsel yang berasal dari barang rongsokan itu. Selain itu, BlackBerry 'BM' juga jarang sekali yang tahan hingga bertahun-tahun. Risiko ini yang harus ditanggung para konsumen yang tidak cermat atau hanya mementikan harga bukan kualitas.
Lina menyarankan, kedepan para konsumen pecinta BlackBerry dapat lebih cermat dalam menentukan barang yang akan dibelinya. "Biar kalah di mahal, tapi kuwalitasnya terjamin," katanya menandaskan.
Redaktur: Karta Raharja Ucu
Sumber: Antara / http://www.republika.co.id/berita/trendtek/gadget/12/05/19/m49e96-blackberry-bm-ternyata-barang-rongsokan