Hikmah Tersembunyi dalam Kisah Burung Hud Hud, Sejenak, kita coba membaca dan merenungi kisah tentang burung
Hud-hud. Burung kecil yang berbulu indah dan memiliki jambul menarik.
Penampakannya seperti terlihat diatas.
Burung ini pernah diceritakan dalam Kitab suci umat Islam, Alqur’an.
Ketika pada suatu hari menginspeksi pasukan, Sulaiman ‘alaihissalam
tidak menemukan burung hud-hud di posisi yang ditentukan baginya, maka:
” Dia (Sulaiman) berkata: “Mengapa aku tidak melihat burung hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir.” (QS. An-Naml: 20)
Maksudnya, mengapa ia tidak berada di tempatnya. Apakah ia tidak terlihat oleh pandanganku?
”Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan keras…” (QS. An-Naml: 21)
Dia mengancam dengan suatu siksaan. Dan, para ahli tafsir masih
berbeda pendapat dalam masalah tersebut. Maksudnya, hukuman itu
benar-benar akan dirasakannya, bagaimanapun adanya.
”… Atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang.” (QS. An-Naml: 21)
Yakni, dengan membawa alasan yang menyelamatkan dirinya dalam kesalahan ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
” Maka tidak lama kemudian ….” (QS. An-Naml: 22)
Tidak lama berselang, burung hud-hud itu pun datang.
”….Lalu ia berkata:”….” (QS. An-Naml: 22)
Kepada Sulaiman ‘alaihissalam
”…Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya….” (QS. An-Naml: 22)
Maksudnya, aku melihat apa yang belum pernah engkau lihat.
”…Aku datang kepadamu dari negeri Saba dengan membawa berita penting yang meyakinkan….” (QS. An-Naml: 22)
Yaitu berita yang benar.
” Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka,
dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang
besar.” (QS. An-Naml: 23)
Dia menceritakan tentang kerajaan besar milik raja-raja Saba’ di
Yaman. Lalu salah seorang raja memilih salah seorang wanitanya, untuk
memegang kekuasaan, hingga akhirnya mereka mengangkat wanita itu sebagai
pemimpin rakyatnya. Ratu ini bernama Balqis.
”… Dan dia dianugerahi segala sesuatu …” (QS. An-Naml: 23)
Yakni di antaranya diberi kerajaan dan kekuasaan.
”…. Serta mempunyai singgasana yang besar .” (QS. An-Naml: 23)
Yakni, singgasana kerajaannya yang dihiasi dengan berbagai macam permata, mutiara, emas, dan perhiasan yang megah.
Kemudian dia menceritakan kekufuran mereka kepada Allah, Mereka
menyembah matahari. Dan syaitan telah menyesatkan mereka serta
menghalangi mereka dari beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang
tiada ilah selain-Nya, yang mengetahui segala sesuatu yang mereka
tampakkan dan sembunyikan, baik yang bersifat material maupun
immaterial.
” Allah, yang tiada Ilah Yang berhak disembah kecuali Dia, Rabb Yang mempunyai’Arsy yang besar.” (QS. An-Naml: 26)
Maksudnya, Dia mempunyai ‘Arsy yang agung yang tidak ada satu pun makhluk yang lebih besar darinya.
Dari sedikit kutipan cerita diatas, kita ambil 1 pelajaran penting:
Kisah diatas menunjukkan bahwa hewan-hewan itu sesungguhnya mengenal
Rabb (Yang menciptakan, memberi dan mengatur rizki) mereka, di mana
mereka juga bertasbih memuji dan mentauhidkan-Nya. Mereka mempunyai rasa
cinta kepada orang-orang yang beriman dan mereka juga taat kepada
Rabbnya. Bahkan mereka juga membenci orang-orang
Musyrik dan orang yang
mendustakan ajaran Allah dan Rasul-Nya.
Lihatlah bagaimana Hud-hud mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah
yang memiliki arti, pensucian diri dari segala bentuk penghambaan kepada
selain Allah dan penetapan bahwa Allah lah yang berhak untuk disembah,
sebagai bentuk keheranan hud-hud terhadap kondisi Ratu Balqis dan
rakyatnya yang menyembah matahari sehingga dia jadikan sebagai alasan
atas ketidak hadirannya dalam barisan burung yang diperiksa Nabi
Sulaiman.
Sudah seharusnya kita sebagai manusia jauh lebih mengenal Rabb nya
karena kita dibekali akal dan hati oleh Allah. Dan sudah semestinya kita
tidak menserikatkan Allah dengan yang lainnya. Masa’ kalah sama Burung
Hud-Hud.
-kompasiana